Keselamatan tiap peserta dan komponen kegiatan merupakan fokus dan poin utama yang selalu ditekankan oleh WOSM selaku induk organiasi pramuka dunia ataupun pihak Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Kebijakan Safe From Harm atau Selamat dari Bahaya dikeluarkan oleh WOSM pada tahun 2017 lalu melalui World Scout Conference ke-41 dengan fokus utama untuk menjaga keselamatan anggota muda dan peran anggota dewasa untuk menciptakan lingkungan yang aman dan selamat tersebut.
Dengan dikeluarkannya kebijakan SFH, berbagai NSO (National Scout Organisation/Kwartir Nasional) juga mulai mengadaptasi kebijakan SFH untuk diterapkan dalam lingkup NSO masing-masing, seperti halnya Gerakan Pramuka melalui Jukran No.004 Tahun 2021 Tentang Peraturan Perlindungan Bagi Anggota Gerakan Pramuka.
Konsen ini juga diberlakukan selama kegiatan JOTA-JOTI dimana WOSM menyarankan tiap peserta dan penyelenggara untuk mengikuti kursus singkat Be-Safe Online dan ELearning Safe From Harm yang telah disediakan sebelum melaksanakan kegiatan.
Selain itu juga terdapat berbagai kits dan tips yang dapat diunduh untuk kemudian diterapkan oleh peserta JOTA-JOTI, dimana dengan ini diharapkan peserta bisa mendapatkan pengalaman kegiatan secara maksimal tanpa khawatir adanya hal-hal yang tak diinginkan.
Kode Kehormatan Pramuka
Setiap pramuka harus mematuhi dan menerapkan kode kehormatan pramuka yaitu Dwi Satya – Dwi Darma Pramuka dan Tri Satya – Dasa Darma Pramuka. Selama kegiatan, peserta mungkin akan menemukan berbagai kejadian atau tantangan yang tak terduga, disinilah pentingnya untuk mengingat dan menerapkan kode kehormatan peserta sebagai seorang pramuka.
Peraturan dan Kode Etik Komunikasi
Untuk memastikan kelancaran kegiatan dan keselamatan peserta, terdapat beberapa peraturan dan kode etik komunikasi yang harus dipatuhi oleh setiap peserta, terutama ketika tengah melakukan giat komunikasi selama JOTA-JOTI, beberapa diantaranya seperti:
- Selama JOTA, Callsign disebutkan dalam Interval pendek. Hal ini diperlukan untuk memudahkan orang lain mengetahui siapa yang sedang melakukan komunikasi.
- Tidak Menyela/memotong pembicaraan orang, selain kurang sopan memotong pembicaraan dapat membuat komunikasi menjadi tidak terkendali/kacau sehingga sulit diikuti oleh operator atau lawan bicara.
- Memberikan Report (laporan) dengan benar.
___
Pewarta : Muhamad Rifqi saefani
Editor : Jojo